"Saya ditangkap di jalan seminggu lalu jam 20.00 ketika ada teman yang minta," aku Sularsih di Mapolrestabes Semarang, Jalan Dr. Sutomo, Rabu (30/5/2012).
Wanita lulusan SMA tersebut mengaku kenal dengan obat-obatan terlarang dari pelanggan salon dimana dulu ia pernah bekerja. "Terus saya memakai untuk menghilangkan stres,"akunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sebagai perantara dengan cara ambil barang di alamat yang dijanjikan," kata Oni.
Dalam aksinya, Oni memperoleh bagian Rp 100 ribu setiap satu kali antar. Pria yang bekerja sebagai tukang cat tersebut mengantar narkoba 2 hingga 3 kali setiap minggunya.
"Saya tertangkap di Jalan Dr. Wahidin saat mau mengantar barang," akunya.
Sementara itu, pelaku lainnya yaitu Much Lukman ditangkap ketika hendak mengambil narkoba yang disembunyikan diantara paket telur asin yang diletakkan di pinggir Jalan MT. Haryono, Semarang.
"Saya enggak tahu ada narkoba di paket telur asinnya. Saya cuma disuruh," kata Much Lukman.
Dari tiga tersangka tersebut ditambah satu tersangka lainya yaitu Gery Surya Dalidali, polisi berhasil mengamankan 4 gram sabu dan beberapa ponsel yang digunakan untuk memesan narkoba.
"Meski jumlahnya kecil, namun kualitasnya bagus karena sabu-sabu, bukan hanya ekstasi," ungkap Kapolrestabes, Kombes Pol Elan Subilan.
Kapolres juga menambahkan, untuk wilayah Semarang, setiap dua minggunya terjaring 4-5 orang pemakai atau pengedar narkoba.
"Dari gerbang Ungaran sampai dalam kota tiap bulannya bisa 5 sampai 10 pelaku tertangkap. Rata-rata barang dijual pelaku Rp 1,5 juta per gram," pungkas Elan.
"Dari data statistik 50 orang meninggal karena narkoba setiap harinya. Oleh karena itu perlu adanya penanganan serius terhadap permasalahan ini," imbuhnya.
(alg/try)