Dari foto yang terdapat dalam laporan warga, terlihat jelas adanya penurunan dan retakan pada pilar nomor lima. Dalam tinjauannya ke Jembatan tersebut, Hadi mengaku melihat tidak hanya satu retakan, bahkan ada retakan horisontal yang memanjang.
"Perlu adanya analisa dari PT Trans Marga Jateng apakah jembatan tersebut berbahaya atau tidak untuk dilewati," kata Hadi di rumahnya, jalan Tanjung Sari, Semarang, Kamis (24/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilar juga sudah mengalami kemiringan. Bagian bawah sudah mengarah ke arus longsor," imbuh Hadi sambil menunjukkan foto dari laporan warga tersebut.
Dari tanah longsoran yang berada di bawah jembatan terdapat mineral silikat yang biasanya berada di bagian dalam lapisan tanah. Hal itu menandakan longsor di bawah jembatan Penggaron sudah cukup dalam.
"Mineral yang berasal dari endapan vulkanik Gunung Ungaran tersebut butuh waktu sekitar 1000 tahun lebih," terang Hadi.
Pria lulusan Teknik Undip tersebut menambahkan, pada pilar-pilar yang mengalami kerusakan terdapat coretan-coretan yang mengikuti arah retakan, kemungkinan coretan tersebut adalah hasil tinjauan dari PT Trans Marga Jateng.
"Ada juga kaca yang tertempel pada retakan pilar, namun pilar itu juga sudah ikut retak. Itu artinya retakan sudah sampai ke dalam pilar," ungkapnya.
Anggota Fraksi PKS tersebut khawatir keadaan jembatan Penggaron akan semakin parah dan berbahaya jika pembangunan jalan tol seksi II Ungaran - Solo selesai dibangun. "Jika pembangunan jalan tol selesai maka akan semakin banyak kendaraan berat yang melintas. Perlu segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait" tutup Hadi.
(alg/mad)