Kaukus menteri itu dinilai sebagai solusi agar peristiwa-peristiwa seperti kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tidak terulang. Ketika kaukus menteri sudah terbentuk, maka tidak perlu banyak orang untuk bicara, sehingga masalah cepat selesai.
"Oleh karena itu solusinya dengan membentuk kaukus Indonesia-Malaysia. Jadi jika ada persoalan tidak banyak orang yang bicara, tapi bisa cepat selesai," ujar Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Achmad Basarah yang juga hadir dalam pertemuan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan Malaysia, Dato Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Azis, dalam kesempatan itu mengatakan peristiwa tentang TKI bisa meretakkan dan merenggangkan hubungan kedua negara. Karena itu perlu mendapat perhatian serius kedua negara.
"Menteri Malaysia sambut baik kaukus menteri RI-Malaysia. Untuk masing-masing datang ke Malaysia. Apa yang terjadi is on going. Tidak disangka-sangka ada perkembangan yang berlaku-laku karena mereka menyuara yang menjadi masalah untuk diwakili," ucap Nazri.
Sementara itu Kaukus Persahabatan Parlemen Indonesia-Malaysia yang juga dalam perencanaan pun perlu terus ditindaklanjuti. "Sepeti kaukus parlemen boleh terus berlangsung. Seperti 3 TKI yang tewas, maka kaukus ini yang akan menangani," terang Nazri.
Menurut dia, kaukus akan independen dan melakukan segalanya demi penyelesaian masalah yang terjadi. Dengan demikian hubungan kedua negara tidak akan terganggu karena terus munculnya suatu masalah.
Ketika ditanya mengapa polisi Malaysia menembak TKI asal NTB beberapa waktu lalu, dia tidak bisa berucap banyak. "Saya sendiri pun tidak terpikir," kata Nazri.
(vit/ndr)