ELT Sukhoi Nahas Pakai Frekuensi Lama, Sehingga Tidak Terdeteksi

ELT Sukhoi Nahas Pakai Frekuensi Lama, Sehingga Tidak Terdeteksi

- detikNews
Senin, 14 Mei 2012 13:36 WIB
Jakarta - Salah satu perangkat komunikasi Sukhoi yang ditemukan Tim SAR adalah Emergency Locater Transmitter (ELT). Setelah dilihat oleh Basarnas, ternyata ELT pesawat Sukhoi ini menggunakan frekuensi lama. Wajar, kalau saat pesawat ini menabrak gunung, ELT tidak memancarkan frekuensi dan tidak ditangkap radar.

Hal ini disampaikan Roy Suryo yang dikenal sebagai pengamat telematika, Senin (14/5/2012). Roy Suryo ikut bersama Basarnas ke Posko Cipelang (Embrio), Cijeruk, Kabupaten Bogor untuk melihat peralatan komunikasi Sukhoi yang ditemukan Tim SAR dari dekat.

Menurut Roy, dulu ELT bernama ELBA (emergency located beacon aircraft). "Ini sudah merupakan standar penerbangan sipil. Kalau ada pesawat jatuh dengan tekanan atau tinggi di atas lima, dia otomatis akan memancarkan frekuensi sehingga ketika dia jatuh, bisa dicari," kata Roy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ELT ada 3 jenis, yaitu ELT untuk pendaki gunung, kapal laut, dan pesawat terbang. "Dia automatically on. Yang jadi pertanyaan kenapa ELT tidak terdengar sama sekali, ternyata terjawablah sekarang," ujar Roy.

"Yang kita jadikan panduan adalah monitor satelit yang kerja sama Basarnas, yang memonitor di frekuensi 406 MHz. Ternyata ELT yang digunakan pesawat Sukhoi ini masih menggunakan ELT frekuensi lama di 121.5 MHz (sebelumnya tertulis 105 Mhz-Red). Akibatnya, tidak lagi termonitor, karena 12.5 VHF itu jenis pancarannya line off sight, lurus. Anggap radio FM terhalang gunung, tidak bisa mancar. Kemarin andaikan sempat on, ELT tidak terdengar karena terhalang gunung," imbuh Roy yang juga anggota Komisi I DPR ini.

Dengan adanya bukti ELT di Sukhoi ini, kata Roy, setidaknya satu misteri sudah terbuka. "Indonesia rata-rata pakai frekuensi 406 MHz. Ini akan menjadi koreksi kalau pesawat ini masih dipasarkan," ujar dia.
(asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads