"Saya menerima telepon dari nomor HP Sapril. Tapi yang bicara bukan dia, tapi polisi Malaysia. Polisi Malaysia itu mengabarkan, Sapril telah meninggal dunia," kata Masriadi, kakak kandung Sapril pada wartawan di Lombok Timur, Kamis (3/5/2012).
Masriadi dihubungi polisi Malaysia pada Selasa (1/5/2012), pukul 12.00 Wita. Polisi menyampaikan kalau mereka juga sudah berkoordinasi dengan Kedutaan RI di Kuala Lumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi Malaysia menyatakan, adik saya meninggal pada hari Senin (30/4), karena penganiayaan pada sebuah huru-hara," kata Masriadi.
Hanya saja kata dia, keluarga tak menerima penjelasan, huru-hara semacam apa yang terjadi hingga merenggut nyawa Sapril, termasuk bagaimana Sapril berada di huru hara itu. Keluarga hanya diberitahu, kalau jasad Sapril kini ada di Rumah Sakit Ipoh Perak.
"Kata polisi Malaysia, sudah ditangani kedutaan di sana," kata Masriadi.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja NTB, Mockhlis menyatakan pihaknya kini masih menelusuri kabar kematian TKI asal Lombok Timur itu. Ia sudah berkoordinasi dengan BP3TKI NTB, namun belum ditemukan data terkait kematian Sapril.
Ia menyarankan keluarga melaporkan kematian Sapril secara resmi ke BP3TKI NTB dan Dinas Tenaga Kerja, sehingga pihaknya memiliki basis data untuk menelusuri.
Keluarga menyatakan, Sapril sudah dua kali ke Malaysia. Kepergiannya kedua kali ini, tidak melalui PJTKI. Ia berangkat dan mengurus dokumen keberangkatan sendiri. Belum diketahui, apakah ia memang telah mengantongi izin kerja di Malaysia, atau masuk ke Malaysia dengan izin sebagai pelancong.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini