Pengamatan detikcom, seratusan buruh mulai mendatangi kantor Gubernur Kaltim di Jl Gadjah Mada, Samarinda, sekitar pukul 10.00 WITA, Selasa (1/5/2012). Mereka membawa sound system, organ tunggal dan 2 penyanyi.
Polisi, mulai dari brigadir hingga komisaris, ikut berjoget bersama buruh. Seorang buruh perempuan yang sedang asyik berjoget, diberi 'saweran' seorang polisi beberapa lembar uang pecahan Rp 10.000. Kontan, saweran itu mendapat aplaus meriah dari buruh lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinar mentari cukup terik. Sejumlah polisi tertawa melihat aksi joget bareng yang dilakukan rekan-rekannya. Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Prapto Santoso yang melihat aksi joget bareng itu pun ikut tertawa.
"Mari pak polisi, joget lagi. Aksi kita berlangsung damai. Mari, mari kita joget lagi," ujar seorang buruh lainnya.
Dalam aksinya, buruh meminta pemerintah untuk merealisasikan 3 tuntutan. Pertama, mereka meminta pemerintah menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam pembahasan Dewan Pengupahan Kaltim (DPK) 2013 yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat ini.
Salah satu koordinator aksi, Arbi Tadalemba yang juga Ketua DPD FSP Kahutindo Kaltim mengatakan, UMP Kaltim dalam 2 tahun terakhir selalu berada paling rendah dibanding provinsi lain di pulau Kalimantan.
"UMP Kaltim selalu berada paling rendah di urutan ketiga dibanding provinsi lain," ujar Arbi.
Arbi merinci, tahun 2011 lalu, UMP Kalteng Rp 1.134.580, Kalsel Rp 1.126.000, Kaltim Rp 1.084.000 dan Kalbar Rp 802.500. Sedangkan di tahun 2012 ini, Kalteng Rp 1.327.459, Kalsel Rp 1.225.000, Kaltim Rp 1.177.000 dan Kalbar Rp 995.000
Selain meminta kenaikan UMP, buruh juga meminta penghapusan outsourcing dan penetapan tanggal 1 Mei 2012 sebagai hari libur nasional. Aksi unjuk rasa yang pengamanannya juga turut melibatkan aparat TNI bersenjata lengkap itu akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WITA.
(try/try)