"Protap polisi dalam penggunaan senjata api itu universal sesuai US convience," kata Kabag Penum Kombes Pol Boy Rafli Amar usai Jumpa Pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (27/4/2012).
Boy mengatakan harusnya ada tembakan peringatan terlebih dahulu sebelum menembak mati. Namun pihaknya belum memastikan apakah ada tembakan peringatan atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, masih menunggu hasil investigasi tim bentukan Kemlu. Ia tidak tahu, apakah 3 TKI tewas itu sempat diberi peringatan atau langsung ditembak di objek vital.
"Soal tembakan peringatan, kita belum sejauh itu, biar nanti tim yang di sana sampaikan ke kita," ungkap Saud.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, mengatakan pemerintah Indonesia tetap membentuk tim investigasi ke Malaysia terkait tewasnya tiga TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat tersebut.
"Penjelasan itu masih harus diverifikasi kebenarannya. Kepolisian Diraja Malaysia juga telah membentuk tim investigasi," kata Marty saat jumpa pers di Kantor Kemlu, Jumat (27/4/2012) siang tadi.
Menurut Marty, Malaysia telah memberi penjelasan soal penyebab tewasnya tiga TKI itu. "Berdasarkan penjelasan warga dan petugas setempat, ketiga TKI itu akan melakukan perampokan dan menyerang petugas sehingga ditembak," jelas Marty.
(rvk/rmd)








































.webp)













 
  
  
  
  
  
  
 