"Jakarta itu tidak lemah lembut, tetapi penuh perjuangan. Dan itu bisa dilihat dari perhiasan orang Betawi," ujar kolektor artefak kebudayaan Betawi, Emma Amalia.
Hal itu disampaikan dia dalam bincang-bincang bertajuk 'Betawi Punye Gaye' di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (25/4/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu ada perhiasan ular kepala dua, ini merupakan inspirasi untuk menolak bala," sambung Emma.
Perhiasan bagi perempuan Betawi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian. Tak heran dari kepala hingga tangan dihiasi dengan perhiasan. Di kepala, biasanya perempuan Betawi menyematkan tusuk konde. Lali di telinganya dipasang anting-anting atu giwang. Di bajunya disematkan peniti cantik. Lehernya dililit kalung. Sedangkan tangannya dihias cincin dan kalung. Untuk tusuk konde, biasanya dipakai saat perempuan Betawi mengenakan sanggul untuk pergi ke kondangan.
Bagi laki-laki Betawi, perhiasan juga penting. Selain mengenakan cincin dan membawa jam saku, mereka juga mengenakan perhiasan kuku macan. Kuku macan ini dipakai sebagai pelengkap baju jas serong atau baju jas abang.
Umumnya, kuku macan ditambah dengan hiasan berlian atau pun intan. Kuku macan diselipkan di antara kantong depan dan lubang kancing jas sebagai lambang kejantanan.
Menurut Emma, artefak-artefak Betawi banyak juga yang dibawa ke luar negeri. Dia pernah menemukan ada lemari makan khas Betawi yang dibawa ke Belanda.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini