"Jika memang autopsi ini memerlukan biaya, maka kami dari BNP2TKI akan menyiapkan biaya untuk itu. Kami yang akan tanggung," kata Syahrum, Kepala BP3TKI NTB dalam keterangan pada wartawan di Mataram, Selasa (24/4/2012).
Setelah pengaduan ke Polda NTB Senin kemarin belum mendapat kesanggupan polisi untuk mengautopsi jenazah tiga TKI itu, Selasa siang, perwakilan dari BP3TKI, Dinas Tenaga Kerja NTB dan keluarga, kembali mendatangi Polda NTB, menyampaikan laporan tertulis dan permintaan resmi autopsi dari keluarga sesuai permintaan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabid Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein menyatakan, pengaduan terkait dugaan penjualan organ tubuh tiga TKI asal NTB adalah masalah lintas negara. Karena itu, Polda NTB memerlukan koordinasi dengan Mabes Polri untuk mendapat petunjuk soal pelaksanaan autopsi.
"Polda NTB yakin, Mabes Polri dan Kementrian Luar Negeri serta DPR RI dapat menempuh upaya yang sama sehingga Polda NTB pun menyesuaikan dengan langkah di pusat," kata Sukarman.
Sementara itu secara terpisah, Direktur RSUP NTB Mawardy Hamry di Mataram mengatakan, pihaknya siap mengerahkan dokter forensik di RSUP NTB untuk terlibat dalam autopsi jenazah tiga TKI itu.
"Bahkan kalau memang harus mendatangkan ahli forensik seperti dokter Mun’im Idris, kami dari rumah sakit siap memfasilitasi pihak kepolisian untuk itu," katanya.
Tiga TKI NTB tewas di Malaysia dan diduga menjadi korban penjualan organ tubuh itu Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noor (28), asal Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan dan Desa Pengadangan, Kecamatan Peringgasela, Lombok Timur.
Informasi tewasnya ketiga TKI itu diperoleh pihak keluarga korban yang sama-sama ada di Malaysia setelah membaca koran lokal di negeri Jiran itu pada 26 Maret 2012 tentang penemuan motor tak dikenal.
Motor itu ditemukan di daerah pemancingan yang dikunjungi 3 TKI itu. Pihak keluarga yang membaca koran tersebut pun mendatangi rumah sakit setempat dan menemukan 3 TKI itu telah meninggal pada 30 Maret 2012 dengan keterangan luka tembak.
Kendati mendapat keterangan resmi dari rumah sakit, namun salah satu keluarga korban menemukan kejanggalan terhadap jasad 3 TKI tersebut. Kejanggalan itu terdapat pada jahitan tubuh korban.
Ketiganya mendapati jahitan yang sama. Semua korban dijahit pada bagian kedua matanya, di dada bagian atas dari dekat lengan kanan ke lengan kiri terdapat jahitan lurus melintang.
Jahitan juga terlihat dari dada hingga ke bagian tengah perut nyambung tengah jahitan atas terjahit hingga bawah pusar. Sementara di bawah pusar terlihat jahitan dari perut bagian kiri hingga bagian kanan.
(try/try)