"Seragam yang dikenakan menunjukkan simbolisasi personal untuk pencitraan di wilayah Jakarta. Ini merupakan simbolisasi politik dengan eksploitasi simbol yang mencitrakan political proximity, simbol kedekatan secara fisik," kata analis politik dari Undip Semarang, M Yulianto, kepada detikcom, Senin (23/4/2012).
Pakaian yang dijadikan seragam para bakal calon saat muncul di hadapan publik, diyakini Yulianto, diputuskan setelah melalui pemetaan perilaku warga Jakarta berdasar identitas pribadi. Simbol fisik dalam wujud pakaian itu lantas diikuti gaya berbahasa. Hal itu untuk mendekatkan secara psikologi para bakal calon ke pemilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli lebih memilih tampil dengan mengusung identitas Betawi. Sedangkan pasangan Jokowi-Ahok mengusung pluralisme lantaran menyadari Jakarta sudah diisi warga dari berbagai suku.
"Lalu Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini mengedepankan religius tapi nasionalis. Pun calon-calon lainnya menampilkan nasionalis dan terbuka supaya bisa menarik dukungan sehingga publik menjatuhkan pilihan kepada mereka," terang Yulianto.
Dia berpendapat, setiap kali menjelang pilgub DKI, isu Betawi-non Betawi kerap muncul. Maka itulah para bakal calon ingin tampil beda.
"Agar ada diferensiasi, pembeda dengan calon lainnya. Sebab saat pilkada isu Betawi-non Betawi masih sering dieksplorasi. Tapi nanti kalau sudah selesai pilkadanya ya sudah," ucap Yulianto.
Jokowi-Ahok sering tampil di muka publik dengan kemeja kotak-kotak aneka warna. Menurut mereka, motif kemejanya merupakan simbol pluralisme Jakarta. Sedangkan Hidayat-Didik memiliki seragam batik dengan motif Monas.
Pasangan lainnya, Faisal Basri-Biem Benyamin kerap kompak tampil mengenakan kemeja putih. Sedangkan Hendardji Soepandji-A Riza Patria memilih mengenakan koko putih dan menyampirkan lipatan sarung di lengannya dan berpeci. Gaya yang sama juga ditampilkan Fauzi Bowo-Nachrowi. Bagaimana Alex Noerdin-Nono Sampono? Keduanya kadang kompak mengenakan kemeja putih namun di saat yang lain mengenakan kemeja batik yang tidak seragam.
(vit/nrl)