"Kita menilai ini teledor. Mestinya ada kroscek dan memastikan kondisi para korban. Apalagi ini disebutkan dalam dokumennya korban penembakan," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, kepada detikcom, Senin (23/4/2012).
KBRI, Anis melanjutkan, seharusnya mengetahui penyebab pasti tewasnya ketiga TKI tersebut sebelum dipulangkan ke Indonesia dan tidak hanya mempercayai dokumen yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anis memiliki indikasi kuat adanya dugaan perdagangan organ tubuh manusia yang dialami 3 TKI, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noon (28), asal Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan, Lombok Timur.
"Sejak awal keluarga melihat langsung jasad mereka di rumah sakit di Malaysia sudah mencurigai karena matanya tidak ada," ujar Anis.
Dugaan selanjutnya adalah, sertifikat kematian korban karena tembakan yang diduga pelaku kriminalitas. Anis mengatakan, modus sindikat penjualan organ tubuh adalah menembak korbannya seakan-akan pelaku kriminal untuk kemudian diambil organ-organ yang diincar.
"Sekali lagi, kalaupun mereka pelaku tindak kriminal, kasus yang mana?" tegas Anis.
Dia menyayangkan Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan (BNP2) TKI yang tidak mengetahui kejanggalan tewasnya 3 TKI tersebut. Padahal, salah satu jasad TKI dihantarkan dengan menyewa ambulans milik BNP3TKI (Badan Nasional Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) yang merupakan kepanjangan tangan dari BNP2TKI Pusat.
"Mereka tahu tapi tidak ada respons apa-apa," ujar Anis.
Dalam dokumen kematian 3 TKI tersebut tertulis ketiganya tewas karena luka tembak. Namun ketiganya mendapati jahitan yang sama. Semua korban dijahit pada bagian kedua matanya, di dada bagian atas dari dekat lengan kanan ke lengan kiri terdapat jahitan lurus melintang.
Jahitan jua terlihat dari dada hingga ke bagian tengah perut nyambung tengah jahitan atas terjahit hingga bawah pusar, sementara di bawah pusar terlihat jahitan dari perut bagian kiri hingga bagian kanan.
Sebelumnya, pihak keluarga mendapat informasi kalau 3 TKI itu telah tewas. Mereka mendapatkan info itu setelah salah seorang keluarga korban membaca koran lokal di Malaysia 26 Maret 2012, tentang penemuan motor tak dikenal.
Motor itu ditemukan di daerah pemancingan yang dikunjungi 3 TKI itu. Pihak keluarga yang membaca koran tersebut pun mendatangi rumah sakit setempat, dan menemukan 3 TKI itu telah meninggal pada 30 Maret 2012 dengan keterangan luka tembak.
Kendati mendapat keterangan resmi dari rumah sakit, namun salah satu keluarga korban menemukan kejanggalan terhadap jasad 3 TKI tersebut. Kejanggalan itu terdapat pada jahitan tubuh korban.
Sementara itu, Kemlu memerintahkan KBRI Kuala Lumpur melakukan penyelidikan dengan menggali informasi soal 3 TKI itu. "Kita minta KBRI follow-up apa yang terjadi, karena itu kan baru dugaan," jelas Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Tatang Razak, saat dikonfirmasi detikcom.
(ahy/nrl)