"Kami sangat berduka dan merasa kehilangan sosok guru besar yang baik dan luar biasa. ITB berbelasungkawa atas meninggalnya beliau," ujar Akhmaloka saat dihubungi detikbandung via telepon selulernya, Sabtu (20/4/2012).
Ia menuturkan, almarhum merupakan orang yang begitu mendalami dan menguasai bidang pertambangan dan perminyakan. "Kiprah beliau di bidang energi pertambangan dan perminyakan sangat besar. Itulah yang kemudian mengantarnya hingga terpilih menjadi Wamen ESDM," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapi kali almarhum mengajak sharing. Masukan apa yang bisa ITB berikan untuk kemajuan energi di Indonesia," tutur Akhmaloka.
Widjajono menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Mendaki merupakan salah satu hobi dari Wamen nyentrik ini.
Pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini diketahui sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.
Menurut data yang dikutip dari ITB, Widjajono tercatat pernah tergabung sebagai Anggota Tim P3M (Pengawasan Peningkatan Produksi Migas) Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Penasihat Asosiasi Perusahaan Migas (Aspermigas), serta Kaukus Migas Nasional Ikatan ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).
Hingga saat ini, Widjajono telah menulis dua buah buku yakni Memahami Pembangunan dan Analisis Kebijakan (2004) dan Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi (2002). Selamat jalan Pak Wid.
(tya/mad)