Darmawan (19), terbungkus kain kafan dan dimasukkan keranda hijau di kamar jenazah. Anggi meninggal akibat aksi pengeroyokan oleh gerombolan pemotor di Jl Pramuka, Jumat (13/4/2012) dini hari tadi.
Darman bahkan belum sempat melihat wajah jenazah anaknya yang berada di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Istri Darman tak kalah sedihnya. Saat baru datang dengan menggunakan kursi roda, dia menangis tersedu-sedu dan menutupi wajahnya dengan handuk merah.
Darman yang berperawakan kurus itu mengaku, mendengar anaknya masuk RS sekitar pukul 04.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
geng motor, cuma ikut kumpul-kumpul," ujar Darman.
Menurut Darman, Anggi merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Anggi lulus SMA dan belum bekerja.
"Di Hotel Sentral Anggi nongkrong saja, dia tidak punya motor," tutur Darman.
Menurut keterangan salah seorang petugas RS, korban mengalami pendarahan yang luas di otaknya. Oleh karena itu, tidak memungkinkan dilakukan operasi.
"Korban meninggal pukul 10.50 WIB, saat ini masih di kamar jenazah," kata salah seorang petugas RS.
Rumah Anggi di Lapangan Ros Pasir Bukti Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Selain melukai Anggi, geng motor juga menyabet Rendy Haryanto, seorang mahasiswa. Geng motor yang berangkat dari Jakarta Utara itu bersenjatakan celurit, pedang samurai dan balok kayu. Geng ini juga mengamuk di tempat nongkrong 7-Eleven di Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat.
(nik/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini