"Kalau 31.000 pegawai kita dibilang jadi pelindung maraknya narkoba, itu terlalu mendiskreditkan banget. Saya tegaskan insya Allah tidak akan kita bocorkan," kata Sihabudin di sela-sela kunjungan ke lapas dan rutan di Batam, Kamis (12/4/2012).
Sihabudin mengaku ia pernah menjadi satgas BNN. Bahkan dia pernah melakukan operasi gabungan di Jakarta dan Madiun. Hasilnya, operasi tersebut tetap berjalan dengan optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut Sihabudin, pihaknya juga sudah melakukan tes urine terhadap pegawai dan Dirjen Lapas.
"Penjara itu seperti miniatur masyarakat di luar. Ketika ada demand and supply, ya narkoba akan selalu ada," jelasnya.
Menurut Sihabudin, pemakai narkoba di penjara memang banyak. Ada banyak cara narkoba tersebut bisa masuk. Beberapa ada yang menggunakan burung merpati sebagai kurir narkoba.
"Di kaki burung tersebut digantung heroin sebanyak 4,5 gram sampai 5 gram," ungkapnya.
Selain itu, ada juga yang memakai ketapel, dan ada yang memakai sandal dan sepatu. Bahkan ada yang menaruh di vaginanya dan berpura-pura haid.
"Seperti pakai pembalut lalu dikasih obat merah biar terlihat seperti sedang datang bulan," ucapnya.
Karena itu, pihaknya melarang pengunjung yang membawakan kacang kulit. Karena dari kacang kulit tersebut rentan dimasukkan narkoba.
"Kacang kulit bisa dijadikan alat mengisi barang ilegal," imbuhnya.
(gus/vit)