"DPR ini diisi oleh orang-orang yang punya uang, kasihan. Karena tanpa proses kaderisasi, ya seperti sekarang. Umumnya orang-orang kaya sensitivitas terhadap rakyat tidak ada. Kalau ada seleksi di partai dan terukur, ya tidak begini," kata Ketua DPR Marzuki Alie di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2012).
Menurut Marzuki, pada tahun 2004 sistem pemilu legislatif dilangsungkan secara tertutup. Dengan sistem tertutup, pembiayaan kampanye juga akan dilakukan partai bukan dari si kader terkait. Dan ini juga bisa mengontrol pendanaan kampanye partai politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marzuki mengatakan dengan sistem yang tertutup maka partailah yang akan bertanggung jawab jika anggota dewan dari partainya melakukan kesalahan.
"Kalau mereka tidak bagus, partai bisa menarik. Kalau sekarang alasannya pemilu ini dipilih langsung. Dengan kemarin itu (2009) sistem terbuka seolah-olah lepas dari parpolnya," jelasnya.
Secara pribadi Marzuki mengakui menginginkan sistem pemilu tertutup. Meski begitu dia harus mengikuti arahan fraksi Partai Demokrat yang menginginkan sistem terbuka.
"Dalam pandangan pribadi saya, tertutup. Tapi fraksi maunya terbuka, tapi sebagai pribadi saya berhak menyuarakan," tutupnya.
(mpr/gun)