"KPU itu bukan Superman, bisa selesaikan semua sendiri. Untuk tekan angka golput, KPU harus rangkul semua stakeholder di Jakarta," ujar pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro kepada detikcom, Sabtu (31/3/2012).
Siti menjelaskan pentingnya KPU DKI melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan angka golput dalam pilkada DKI tahun ini. Tujuannya agar pilkada DKI Jakarta berkualitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya dengan merangkul kelompok-kelompok komunitas, baik primordial, profesi, buruh, olahraga, maupun agama.
"Ini penting untuk pilkada tahun ini, dirangkul sebagai voter education, untuk sosialisasi pentingnya pilkada DKI. Jadi disampaikan kepada mereka, dan melalui mereka menyampaikan kepada anggota dan masyarakatnya tentang pilkada DKI. Sekali lagi ini penting untuk menekan golput," pungkas Siti.
Angka golput di wilayah DKI Jakarta cukup tinggi. Berdasarkan pemilu 2009, angka golput DKI mencapai 49 persen. Survei sejumlah lembaga penelitian menyebutkan angka golput diprediksikan akan terus meningkat menyusul sikap apatisme politik masyarakat.
Pemungutan suara pilkada DKI Jakarta akan digelar 11 Juli 2012. Jika terjadi dua putaran, maka putaran kedua akan digelar Agustus.
Saat ini sebanyak 6 pasang calon siap bertarung memperebutkan sekitar 7,2 juta suara warga DKI. Mereka adalah Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (PD, PAN, Hanura, PKB, PDS); Alex Noerdin-Nono Sampono (Golkar, PPP dan PDS); Jokowi-Ahok (PDIP dan Gerindra); Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini (PKS); dan dua calon independen Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria.
(rmd/rmd)