KPU Bukan Superman, Harus Rangkul Semua Kelompok untuk Tekan Golput

KPU Bukan Superman, Harus Rangkul Semua Kelompok untuk Tekan Golput

- detikNews
Sabtu, 31 Mar 2012 09:50 WIB
Jakarta - Tingginya angka golput di Jakarta berdasarkan hasil pemilu 2009 harus mendapat perhatian serius dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI menjelang pilgub. Untuk menekan angka golpot, KPU DKI harus menggandeng semua pihak.

"KPU itu bukan Superman, bisa selesaikan semua sendiri. Untuk tekan angka golput, KPU harus rangkul semua stakeholder di Jakarta," ujar pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro kepada detikcom, Sabtu (31/3/2012).

Siti menjelaskan pentingnya KPU DKI melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan angka golput dalam pilkada DKI tahun ini. Tujuannya agar pilkada DKI Jakarta berkualitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, banyaknya pasangan calon yang bertarung dalam pilkada DKI JAkarta kali ini menjadi petanda perbaikan kualitas pilkada DKI Jakarta dibanding pilkada 2007 yang hanya dua pasangan calon. Karena itu, menurut dia, meningkatkan partisipasi pemilih menjadi syarat yang harus dipenuhi KPU DKI agar pilkada menjadi lebih berkualitas.

Salah satunya dengan merangkul kelompok-kelompok komunitas, baik primordial, profesi, buruh, olahraga, maupun agama.

"Ini penting untuk pilkada tahun ini, dirangkul sebagai voter education, untuk sosialisasi pentingnya pilkada DKI. Jadi disampaikan kepada mereka, dan melalui mereka menyampaikan kepada anggota dan masyarakatnya tentang pilkada DKI. Sekali lagi ini penting untuk menekan golput," pungkas Siti.

Angka golput di wilayah DKI Jakarta cukup tinggi. Berdasarkan pemilu 2009, angka golput DKI mencapai 49 persen. Survei sejumlah lembaga penelitian menyebutkan angka golput diprediksikan akan terus meningkat menyusul sikap apatisme politik masyarakat.

Pemungutan suara pilkada DKI Jakarta akan digelar 11 Juli 2012. Jika terjadi dua putaran, maka putaran kedua akan digelar Agustus.

Saat ini sebanyak 6 pasang calon siap bertarung memperebutkan sekitar 7,2 juta suara warga DKI. Mereka adalah Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (PD, PAN, Hanura, PKB, PDS); Alex Noerdin-Nono Sampono (Golkar, PPP dan PDS); Jokowi-Ahok (PDIP dan Gerindra); Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini (PKS); dan dua calon independen Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria.

(rmd/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads