"Hanaa Shalabi setuju mengakhiri mogok makannya menyusul kesepakatan dengan otoritas Israel yang mana dia akan diasingkan ke Jalur Gaza," kata Menteri Urusan Tahanan Palestina Issa Qaraqaa kepada kantor berita AFP, Jumat (30/3/2012).
"Dia harus menerima karena Israel menekan dia. Namun kami benar-benar menentang semua langkah deportasi," cetus menteri Palestina tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok tersebut juga mengecam pengasingan Shalabi ke Gaza. "Kami menerima pilihan Hanaa Shalabi, namun deportasi tak bisa disebut sebagai solusi," demikian pernyataan kelompok tersebut.
Sebelumnya pengadilan militer Israel menolak permohonan banding Shalabi atas perintah penahanan dirinya selama 4 bulan. Wanita berumur 30 tahun itu telah melakukan mogok makan sejak 16 Februari lalu sebagai protes atas penahanannya yang tanpa proses hukum.
Pekan lalu, organisasi HAM Amnesty International menyerukan Israel untuk mengadili Shalabi atau membebaskannya mengingat kondisinya yang memprihatinkan. Shalabi sempat dirawat di rumah sakit pada 19 Maret lalu setelah 33 hari tanpa makan.
(ita/ita)