"Kalau naik Rp 2.000 terlalu membebani masyarakat. Kita akhirnya menaikkan Rp 1.500 sebab subsidi BBM Rp 137 triliun, masih ada keuntungan sekitar Rp 50 triliun lebih," kata sekretaris FPD DPR Saan Mustopa, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Menurut Saan, dengan Rp 50 triliun sisa keuntungan, sebanyak Rp 30 triliun diantaranya digunakan untuk kompensasi masyarakat kurang mampu. Termasuk untuk kompensasi berupa BLSM untuk masyarakat miskin senilai Rp 150 ribu per KK per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua FPD DPR mengungkap sejumlah fakta dalam pertemuan SBY dengan pimpinan parpol koalisi di Cikeas. Ternyata Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengusulkan kenaikan harga BBM lebih tinggi.
"Ketua umum Golkar mengusulkan agar BBM naik Rp 2000," ujar Ketua FPD DPR M Jafar Hafsah kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Saat ini pemerintah berencana menaikkan harga BBM Rp 1500. Dengan usul Ical, BBM bersubsidi jenis premius yang mestinya hanya naik menjadi Rp 6.000 melejit lebih tinggi sampai Rp 6.500. Namun usul Ical tidak diterima SBY.
Ical menyampaikan usulannya saat dimintai masukan oleh Presiden SBY. Dalam pertemuan di Cikeas beberapa waktu lalu, memang semua bos koalisi hadir. Jafar Hafsah mendampingi Ketua Umum PD Anas Urbaningrum dalam pertemuan tersebut.
(van/lh)