"Jadi komentar AS kepada negara-negara yang tidak tunduk pasti selalu minor. Tidak aneh lagi. Pandangan AS kepada Korut pasti minor, kepada Iran pasti minor, kepada Suriah pasti minor. Kepada negara yang tidak tunduk secara ekonomi, politik dan militer, pasti minor," ujar anggota Komisi I DPR, Effendy Choirie kepada detikcom, Minggu (25/3/2012).
Menurut politisi PKB ini, Indonesia tidak perlu khawatir terhadap laporan AS yang bernilai intimidasi. Setiap kali Korut melakukan manuver politik dan pertahanan, kata dia, AS pasti menakut-nakuti negara lain untuk memusuhi dan melawan Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua Korea itu (Korut dan Korsel) kawan baik dengan RI. Bahkan di mata Korut, Indonesia adalah saudara tua. Saya pernah ke Korut bersama Agung Laksono ketika masih Ketua DPR. Ibu Megawati juga pernah ke sana. Bung Karno juga pernah ke sana. Jadi kita ini adalah saudara yang sangat melekat. Kita ada di hati khusus mereka," cetus Effendy.
Sebelumnya dilaporkan, seorang pejabat senior AS memperingatkan, wilayah Australia, Indonesia dan Filipina dapat terpengaruh roket Korea Utara yang akan diluncurkan bulan depan.
"Jika uji coba rudal Korea Utara terlaksana, kami menilai dampaknya kira-kira sampai ke wilayah di antara Australia, Indonesia dan Filipina," kata Asisten Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, seperti dikutip Harian Sydney Morning Herald, Sabtu (24/3).
Campbell kemudian meminta Indonesia, Australia dan Filipina untuk mengutuk rencana Korut meluncurkan roket tersebut.
Korea Utara sendiri mengatakan roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit di angkasa, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya yakin peluncuran itu sebagai dalih uji coba senjata.
(rmd/nwk)