"Ya benar, Pak Sajogyo tadi pagi sempat dibawa ke RS PMI Bogor. Beliau sekarang sudah nggak ada dan sudah dibawa ke rumah duka," ujar Kusnadi, petugas RSU PMI Bogor, saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (17/3/2012).
Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jl Malabar 22 Bogor. Selanjutnya akan segera dimakamkan pada Sabtu ini juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang sempat identik dengan jenggot putih ini melahirkan 'garis kemiskinan Sajogyo'. Menurutnya, kelompok miskin adalah rumah tangga yang mengkonsumsi pangan kurang dari nilai tukar 240 kg beras setahun per kepala di pedesaan atau 369 kg di perkotaan. Dari sini diperoleh angka kecukupan pangan 2.172 kg orang per hari. Sehingga untuk angka di bawah itu termasuk kategori miskin.
Pada 2011 Sajogyo meraih Habibie Award 2011 untuk kategori ilmu sosial. Sajogyo mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan. Hal itu tercermin saat dirinya mendirikan Sajogyo Institute yang merupakan badan pelaksana Yayasan Sajogyo Inti Utama yang didirikan pada tahun 2005 lalu. Sajogyo membangun institut ini bersama para kolega, sahabat, murid dan anak-anak muda yang terinspirasi oleh kepedulian, pemikiran dan konsistensi perjuangan yang panjang dalam memahami dinamika masyarakat petani dan penghidupan di pedesaan.
"If you want to understand the economy of my country... study my culture and our political system. If you want to understand our culture and political system... study our economy." Itulah salah satu ungkapan warisan Sajogyo.
Selamat jalan Bapak Sosiologi Pedesaan Indonesia.
(vit/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini