Demikian disampaikan Ketua Yayasan Persada Bunda, Didi Fikri. Yayasan ini membawahi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Pekanbaru, kampus Jefri.
"Kita meminta kedua belah pihak agar apa yang terjadi di kampus, hendaknya diselesaikan secara kekeluargaan di kampus juga. Kita mengharapkan masalah ini tidak terus belarut," kata Didi, Selasa (6/3/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang terjadi saat ini, dosen mengaku dipukul mahasiswanya. Namun pemukulan itu juga dibantah kertas oleh mahasiswa kita sendiri. Karena itulah, kita akan mempertemukannya untuk mencari jalan yang terbaik," kata Didi.
Menurut Didi, jika tidak ditemukan kesepahaman, maka pihaknya akan menyerahkan masalah tersebut ke kedua belah pihak. Pasalnya, hal itu sudah berada di luar jangkauan pihak yayasan.
"Silakan saja mereka menempuh jalur hukum. Tapi sebenarnya kita mengharapkan, masalah tidak perlu dibesar-besarkan. Saya yakin, semua persoalan bisa terselesaikan dengan baik sepanjang ada niat yang baik," kata Didi.
Seperti diberitakan, Yusrizal mengadukan Jefri Noer ke polisi karena mendapat pukulan dengan buku di rahangnya, Minggu (4/3/2012). Hal itu terjadi saat Jefri menanyakan mata kuliah Hukum Adat yang diampu Yusrizal, kenapa dia tidak diluluskan. Yusrizal beralasan, Jefri tidak lulus karena sering membolos dan mencontek. Sedang Jefri menyangkal memukul. "Menjentiknya pun tidak," ujar Jefri yang mempersilakan dosennya lapor polisi.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini