"Pagaralam telah diberikan modal penting bagi pembangunan wilayahnya, yakni kekayaan sejarah budaya masa lalu yang besar. Hasil dari budaya yang sangat penting di Nusantara, bahkan di dunia. Oleh karena itu pemerintah Pagaralam sebaiknya terfokus pada pengmbangan wisata dan budaya, sehingga mereka tidak melakukan berbagai pengembangan ekonomi yang berpotensi dapat merusak benda-benda purbakala yang ditemukan di daerah tersebut, misalnya membuka perkebunan atau industri yang dapat
merusak alam," kata budayawan Palembang, Erwan Suryanegara kepada detikcom, Minggu (04/03/2012).
Sebelumnya, beberapa tahun lalu, Erwan menggagas perlunya membangun museum alam terbuka Dataran Tinggi Pasemah. Selain untuk menjaga peradaban Nusantara ke depan, museum ini juga dapat membuktikan adanya peradaban tinggi di Nusantara sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Museum alam terbuka Dataran Tinggi Pasemah ini mencakup provinsi Sumatra Selatan, Bengkulu, Jambi, dan Lampung yang memiliki artefak dari kebudayaan Dataran Tinggi Pasemah. "Dan sebagai sentra dari museum ini adalah kawasan Pagaralam dan Lahat. Sebab di daerah ini begitu banyak ditemukan artefak peninggalan artefak tersebut," kata Erwan.
Sebagai informasi, warga Dusun Cawang Lama, Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumatera Selatan patung, miniatur bangunan vihara, batu gong, rumah batu, dan lain-lain. Diperkirakan, di daerah tersebut berkembang tradisi sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi. Meski belum ada benang merahnya, sejumlah sejarawan di Palembang menyakini masyarakat yang mengembangkan tradisi tersebut juga menjadi kekuatan yang mendirikan Kerajaan Sriwijaya.
(tw/try)