PKS mengakui soal performa partainya yang terus menurun. Penurunan ini terjadi di pedesaan dan di perkotaan. Berbagai sebab jadi alasan.
"Penokohan kita yang dirasa kurang oleh masyarakat. Masih sulit bagi pemilih desa khususnya untuk mencerna identitas partai tanpa tokoh," jelas juru bicara PKS Mardani Ali Sera saat dikonfirmasi, Senin (27/2/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara di perkotaan, imbas suara negatif pada parpol cukup terasa," jelasnya.
PKS pun mulai berbenah, menatap 2014 dengan menggarap isu-isu populis. Isu kesejahteraan rakyat dan korupsi akan digenjot PKS.
"Bersih dari korupsi maka banyak pihak akan melihat Indonesia sebagai negara yang layak investasi," jelasnya.
Seperti diketahui Lembaga Survei Indonesia (LSI) menggelar survei pada 1-12 Februari 2012 dengan pengambilan responden multistage random sampling dari 33 provinsi dan menjaring 2.050 orang. Dengan metode wawancara tatap muka, pada pertanyaan bila Pileg anggota DPR dilakukan pada Februari 2012, dari 38 pilihan partai dan lainnya (merujuk jumlah parpol pada Pileg 2009), maka hasilnya menurut persentase adalah:
1. Golkar 15,5 persen
2. PD 13,7 persen
3. PDIP 13,6 persen
4. Gerindra 4,9 persen
5. PPP 4,9 persen
6. PKB 4,6 persen
7. PAN 4,1 persen
8. PKS 3,7 persen
9. Hanura 1,2 persen
10. Lainnya 5,1
11. Belum tahu 28,9 persen
"Posisi 1-3 masih dipegang kekuatan lama. Yang menarik, PD mengalami penurunan elektabilitas signifikan dari Pemilu 2009 dari 21 persen menjadi 13,7 persen," ujar peneliti LSI Burhanudin Muhtadi dalam jumpa pers di Kantor LSI, Jalan Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2012).
(ndr/nrl)