"Polisi harus dievaluasi besar-besaran. Kok kelompok itu bisa lolos seperti dibiarkan. Apapun, siapapun, ini premanisme. Premanisme ini menakutkan, meski tidak berniat menakuti masyarakat luas. Bahkan mereka tidak takut beraksi di RS tentara sehingga masyarakat akan merasa seolah tidak ada tempat aman," ujar Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF), Mustafa B Nahrawardaya, dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (24/2/2012).
Menurut dia ada yang aneh dalam peristiwa penyerangan itu. Pertama, tidak takutnya pelaku melakukan penyerangan yang merupakan bagian dari tentara. Kedua, kedatangan iring-iringan pelaku tidak terendus polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berpendapat sekelompok orang bisa melakukan kejahatan di tempat yang mereka tuju tanpa rasa takut jika merasa aman. Karena itu dia menangkap kesan pembiaran dari aparat.
"Ini sebenarnya sangat memalukan. Terjadi di RS tentara yang tidak jauh dari kantor polisi. Bayangkan, terjadi di depan hidung aset milik negara," imbuhnya.
Mustafa mengingatkan pesan Presiden SBY agar tidak membiarkan kejanggalan yang dapat berujung apada aksi anarkisme. Karena itu polisi ditutut bergerak lebih cepat dan lebih tegas agar tidak memunculkan kesan pembiaran.
"Kalau tidak, preman akan semakin berani membunuh di tempat terbuka. Waktu itu di Ampera, depan pengadilan. Sekarang di RS tentara. Kalau dibiarkan bukan tidak mungkin mereka berani beraksi di Mabes Polri," tuturnya.
Seperti diketahui, puluhan orang tiba-tiba menyerang kerumah duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (23/2) dini hari. Para pelaku menyerang kelompok korban dengan senjata tajam.
Dua orang tewas dalam peristiwa tersebut. Sementara empat lainnya mengalami luka berat dan luka ringan. Para korban saat itu tengah melayat keluarganya yang meninggal di RSPAD karena sakit kanker.
Tidak butuh waktu lama, polisi langsung mengamankan 7 orang pasca kejadian itu. Tiga orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
(vit/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini