Anis Matta: Kerunyaman Politik Mengarah ke Distrust Society

Anis Matta: Kerunyaman Politik Mengarah ke Distrust Society

- detikNews
Kamis, 23 Feb 2012 03:16 WIB
Jakarta - Wakil Ketua DPR Anis Matta melihat gejala-gejala distrust society semakin nyata. Ia mengimbau semua pihak tak memicu kerunyaman politik yang memicu distrust society yang lebih membahayakan.

"Berpotensi menciptakan atau membangun masyarakat yang serba distrust terhadap lembaga. Distrust society adalah gejala fundamental dari masyarakat yg sedang menuju collaps," kata Anis.

Hal ini disampaikan Anis kepada detikcom, Kamis (23/2/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anis, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga negara terus menurun. Hal ini tidak positif untuk kemajuan demokrasi di Indonesia.

"Distrust society, itu yang dirasakan itu suatu masyarakat kalau sedang mengidap penyakit distrust society ketidakpercayaan kolektif terhadap orang maka itu mengantarkan kita pada kehancuran kolektif. Itu bisa collaps secara keseluruhan, itu mengarahkan kita pada kondisi distrust society," kata Anis.

Anis mencontohkan permasalahan indikasi transaksi mencurigakan anggota DPR yang ditelusuri PPATK. Hal tersebut bisa memicu runtuhnya kepercayaan publik terhadap DPR.

"Ya itu hanya menciptakan kerunyaman politik dan tidak menyelesaikan masalah, ini bukan persoalan benar atau salah, tapi ungkap saja atau proses secara hukum. Jadi masalahnya PPATK menjdi bagian dari political player," kata Sekjen PKS ini.

Anis berharap tak ada niat dari PPATK masuk ke ranah politik. Karena kerunyaman politik malah mengakibatkan distrust society.

"Selesaikan secara hukum tapi jangan membuat kerunyaman politik itu yang seharusnya kita hindari, kan survei terakhir juga mengungkapkan bukan hanya menurunnya suara parpol tapi kepercayaan pada poltik juga drastis," harap Anis.

Karena itu, Anis mendorong semua pihak untuk menjaga stabilitas politik. Mencegah distrust society yang lebih akut.

"Kita smua menghadapi distrust society, soal suara parpol itu naik turun itu biasa, tapi yang menjadi persoalaan kolektif kita, kita semua tidik bisa bekerja, ongkos ketidakpercayaan itu terlalu mahal,"tandasnya.

(van/arb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads