Menurut Sekretaris FPKS DPR Abdul Hakim, tugas utama DPR adalah menyalurkan aspirasi rakat. Bukan malah menikmati jamuan makanan dan jajanan rapat yang mahal.
"Jadi perjamuan masih bisa dilakukan dengan menyajikan makanan yang sederhana dan tidak perlu mewah seperti sekarang," ucap Abdul kepada detikcom, Jumat (17/2/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah makanan dan snack yang disajikan sekretariat cenderung berlebih sehingga mubazir. Karena itu, anggaran perjamuan harus dipangkas dan dialokasikan untuk program prioritas lainnya," tegas Abdul yang juga anggota Komisi VIII DPR ini.
Apalagi, imbuhnya, perjamuan makanan di parlemen negara lain jauh lebih sederhana. Jadi, bagi Abdul, tak ada gunanya terus melakukan pemborosan untuk jamuan makan dan jajanan rapat di DPR.
"Jika dibandingkan dengan parlemen negara-negara sahabat, perjamuan di DPR RI terbilang mewah. Jamuan di sana tidak semeriah di sini yang penuh dengan berbagai macam jenis panganan, snack dan buah. Belum lagi jumlahnya yang berlebihan bahkan kerap tidak habis dan ujung-ujungnya dibawa pulang oleh staf," tandasnya.
(van/nvc)











































