Ario Kiswinar, Si Penyulap Kertas Bekas

Ario Kiswinar, Si Penyulap Kertas Bekas

- detikNews
Rabu, 15 Feb 2012 17:47 WIB
Jakarta - Kertas bekas hanya akan menjadi sampah bagi orang yang tidak mengerti bagaimana cara memanfaatkannya. Namun di tangan Ario Kiswinar Teguh, kertas bekas bisa disulap menjadi aneka barang bermanfaat. Simsalabim!

Bingkai kacamata lucu, gantungan kunci imut, gelang unik, dan hiasan meja menarik adalah sebagian hasil sulap pria yang akrab disapa Kiswinar ini. Sekilas tidak terlihat jika barang-barang itu terbuat dari kertas bekas.

Ini bukan keisengan Kiswinar semata. Kegiatan ini dilakukan dia sebagai upaya kampanye untuk menggalakkan kesadaran lingkungan. Apalagi sekarang ini semakin banyak orang yang menganggap remeh kertas. Dengan mudahnya orang menggunakan kertas untuk hal yang kurang perlu dan membuangnya begitu saja. Padahal berapa banyak pohon yang harus ditebang demi memproduksi kertas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komunitas Pecinta Kertas (KPK) berdiri pada 11 September 2008. Awalnya karena saya sebagai mahasiswa design komunikasi visual mentok di gambar dan butuh media lain. Lalu ketemulah paper art," ujar Kiswinar kepada detikcom, Rabu (15/2/2012).

Setelah itu, semakin banyak orang yang tertarik dengan karya 3 dimensi atau trimatra hasil karya pria kelahiran 29 April 1986 ini. Lalu bergabunglah beberapa orang yang memiliki visi dan misi yang sama.

"Anggota aktif kepengurusan ini sekitar 10-15 orang. Tapi kalau di Facebook dan Twitter bisa ribuan. Yang ikut komunitas ini tidak harus bisa membuat paper art, yang penting punya komitmen menghargai kertas," imbuh Kisminar.

Bagi dia, KPK bukanlah sekadar komunitas untuk tempat nongkrong para peminatnya. Bahkan nongkrong bareng ini tidak terlalu penting. Melalui media sosial, para anggota bisa bertemu dan saling berbagi pemikiran.

"Paper art ini juga media untuk penyampai pesan. Kalau pakai musik sepertinya tidak sampai, pidato agar cinta lingkungan juga bikin bosan. Maka itu kita pakai media ini untuk menyampaikan isu lingkungan dengan cara perlahan namun bisa kena," papar alumnus Universitas Trisakti ini.

Mengapa harus kertas? Karena kertas bekas banyak sekali ditemukan di sekitar masyarakat. Apalagi proses membuat kertas juga tidak sederhana, melainkan melalui suatu proses yang panjang.

"Harus bijaksana menggunakan kertas. Jangan sepelekan kertas. Bisa nggak dibayangkan hidup tanpa kertas," ucap Kiswinar.

Bersama KPK, Kiswinar juga menggelar workshop ke sejumlah kampus dan sekolah. Komunitas ini sebenarnya lebih menyasar ke kalangan mahasiswa karena sudah memiliki pemikiran yang cukup matang. Selain itu mahasiswa juga umumnya tertarik dengan hal-hal baru.

"Namun bukan tidak mungkin kita menyasar ke anak-anak sekolah seperti SD, SMP dan SMA. Kita kampanyekan bahwa kertas bekas itu bukan sampah, tapi bagaimana kertas bisa diperlakukan lebih baik," tambah Kiswinar.

Paper art dari kertas bekas memang bisa dijual sehingga menghasilkan uang. KPK juga menjual beberapa karyanya. Namun bukan uang yang menjadi tujuan komunitas ini. Jika uang sudah menjadi tujuan hidup, maka seseorang akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.

"Komunitas ini bukan tempat cari duit, tapi mengajak untuk coba membuat sesuatu wadah untuk lebih menghargai kertas. Kalau memang nanti ada uangnya karena ada yang tertarik pada karya kita maka itu adalah akibat," lanjut pria kelahiran Jakarta ini.

Bagi Anda yang tertarik bergabung dengan komunitas ini, bisa bergabung melalui facebook di komunitas pecinta kertas, atau di twitter dengan akun @pecintakertas. Jadi, mulai sekarang yuk lebih menghargai kertas. Ingat, kita bertanggung jawab atas setiap batang pohon yang ditebang untuk setiap lembar kertas yang kita gunakan.

(vit/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads