"Karena dilindungi pejabat, mereka bisa semau-maunya," tutur pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/2/2012) malam.
Menurut Bambang, rangkap jabatan petinggi TNI dan Polri di sebuah klub merupakan kebiasaan yang sudah lama terjadi sejak era orde baru. Dulu, pejabat TNI/Polri yang memiliki posisi, tercatat juga menjadi ketua harian persatuan olahraga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kini kebiasaan itu sudah mulai ditinggalkan. Sebab, kesibukan si pejabat cukup menyita waktu sehingga tak bisa lagi mengurusi klub atau persatuan olahraga.
"Apalagi sebagai Wakapolri pekerjaannya banyak. Saya kurang setuju aktif memegang jabatan di tempat lain," tutur pengajar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini.
Karena itu, dia berharap agar Nanan mau fokus bekerja sebagai anggota Polri. Tujuannya agar para pengendara moge tidak seenaknya ugal-ugalan di jalanan.
"Itu harus dihindari agar mereka mandiri. Kalau dipimpin pejabat khawatir ada apa-apa," ucapnya.
Sebelumnya, anggota Komisi Hukum DPR Trimedya Panjaitan mempertanyakan pembagian tugas Nanan sebagai Wakapolri dengan jabatan lain yang diemban Nanan. Menurut dia, selama 10 tahun berada di DPR, tugas Wakapolri adalah mengurus internal dan Ketua Dewan Kebijakan Tinggi.
Nanan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Ketua Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) dan Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).
"Saya enggak tahu apakah Wakapolri punya waktu yang besar?" tanya Trimedya.
Menjawab hal ini, Nanan menegaskan kalau kesibukannya sudah disetujui Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Dia juga tidak mendapat gaji dari kegiatannya tersebut.
(mad/vta)