"Kami selaku pimpinan rapat ingin menanyakan apakah saudara Nasir Djamil, calon pimpinan dari fraksi PKS dapat disetujui Komisi III untuk masa bakti ke depan?" tanya Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, di ruang Komisi III DPR, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2011).
Mendengar pertanyaan itu, semua anggota Komisi III berteriak setuju. Lantas Priyo mengetukkan palu satu kali sebagai tanda bahwa Nasir resmi menjadi salah satu pimpinan di Komisi III.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun suasana ramai itu tiba-tiba menjadi hening ketika anggota fraksi Gerindra, Martin Hutabarat, menginterupsi. Martin menanyakan bagaimana kalau dirinya keberatan dengan Wakil Ketua Komisi III yang baru itu.
"Secara teori boleh, tapi saya ingin menanyakan apa alasan saudara keberatan?" tanya Priyo.
Martin pun rupanya hanya bercanda dengan pertanyaan tersebut. Maka Priyo pun menjawabnya dengan guyonan.
"Sebagai pimpinan, saya katakan tidak boleh (keberatan). Sekali-kali pimpinan tegas," jawab Priyo sambil tertawa yang diikuti tawa anggota Komisi III.
Namun, perpindahan Fahri Hamzah ke Komisi VI membuat Ruhut Sitompul.
"Saya sedih, dua sparing partner saya sudah hilang, Pak Priyo. Pak Gayus dan Pak Fahri sudah tidak ada di sini lagi,β ujar Ruhut.
Proses pengesahan Nasir hanya berjalan 20 menit. Pimpinan Komisi III yang hadir seperti Benny K Harman, Aziz Syamsuddin, juga Nasir Djamil dan Priyo Budi pun saling menggenggamkan tangan sebelum akhirnya Priyo pamit dari ruangan.
(feb/lia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini