Keputusan ini menimbulkan keprihatinan pemerintah Australia. Apalagi pemerintah Australia tidak mendapat pemberitahuan lebih awal mengenai keputusan tersebut.
Menteri Transportasi Australia Anthony Albanese mengatakan, pemerintah sangat prihatin akan perkembangan dramatis ini dan akan segera meminta tindakan dari regulator industri, Fair Work Australia untuk menyelesaikan permasalahan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maskapai akan terus dikandangkan selama diperlukan untuk mengambil kesimpulan soal ini," tegas Joyce dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Sabtu (29/10/2011).
Petinggi Qantas itu pun mengakui keputusan ini sangat sulit. "Saya sebenarnya mengambil keputusan yang tegas, keputusan yang tak bisa dipercaya, keputusan yang sangat sulit unyuk mengandangkan maskapai ini," tutur Joyce.
Maskapai Qantas memang tengah terpukul oleh serangkaian aksi mogok. Para pilot, teknisi, pekerja bagasi, dan lainnya terlibat dalam aksi mogok yang merugikan perusahaan sebesar 15 juta dolar Australia atau sekitar Rp 141 miliar lebih dalam seminggu. Total kerugian mencapai sekitar 68 juta dolar Australia atau sekitar Rp 639 miliar lebih.
Perselisihan serikat pekerja dengan manajemen Qantas berawal Agustus lalu setelah maskapai Australia itu mengumumkan restrukturisasi dan rencana perekrutan pegawai melalui pihak ketiga. Serikat pekerja menolak rencana itu dengan mengatakan hal itu akan menimbulkan banyak pemecatan.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini