Menurut pengamat social media, Enda Nasution, ada etika yang harus diperhatikan para tweeps sebelum memposting sesuatu.
"Ada tiga hal yang wajib kita perhatikan, yaitu seberapa perlu, seberapa penting dan seberapa besar dampaknya, apakah menyakiti orang lain atau tidak," ujar Enda saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/5/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dalam berkomunikasi ada aturan baik secara moral, norma dan agama. Dan
sensitivitas inilah yang perlu dilatih untuk kepentingan orang lain, baik orang yang dikabarkan maupun kita sendiri," sambungnya.
Sebahaya apakah sebenarnya Twitter jika dibandingkan dengan Facebook? "Saya kira sama saja, tergantung dimanfaatkan bagaimana. Kalau informasi yang diberitakan itu tidak benar ya pastinya akan merugikan orang lain. Tapi, media ini kecepatannya memang lebih powerfull," jelas Enda.
Enda menyarankan, sebaiknya orang-orang yang berhadapan dengan kasus seperti Noura menyelesaikannya secara kekeluargaan. Tapi sekali lagi Enda menegaskan agar prinsip-prisip menjaga dan menghargai privasi orang lain lebih diutamakan.
"Jadi, satu yang perlu kita sadari bahwa media itu bukan media private, itu media yang bisa dibaca orang banyak. Apapun yang kita omongkan bisa jadi konsumsi publik yang bisa menimbulkan risiko. Jadi kalau kita kenal dengan orangnya, katakan saja off the tweet jika kita tidak setuju," pesan Enda.
"Tapi jika memang benar-benar apa yang ingin kita katakan tidak telihat oleh orang lain, maka bloklah akun Anda dari orang-rang tidak dekat," imbuhnya.
Sebelumnya, Noura tidak terima dirinya dituding mabuk dan berjoget di bar seperti yang dimuat dalam tweet Kartika Djoemadi dengan akun @deedee2104 yang diposting pada 6 Mei 2011. Noura lantas melaporkan Kartika ke Polda Metro Jaya pada Kamis (12/5) malam.
(lia/vta)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini