Saat reformasi digulirkan, Pramuka di Indonesia seakan redup. Pramuka seolah dipinggirkan dengan berdirinya pandu-pandu baru yang berbasis kelompok tertentu. Maklum, masih ada yang berpandangan Pramuka adalah peninggalan Orde Baru.
"Pramuka menjadi dipinggirkan seperti Posyandu. Ada upaya mendirikan pandu baru, karena Pramuka dianggap produk Orde Baru," kata Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Prof Dr dr Azrul Azwar kepada detikcom, Rabu (15/9/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memperbaiki kurikulum, metode pendidikan Pramuka, materi, juga membenahi gugus depan," imbuh Azrul.
Ditambahkan dia, metode pendidikan Pramuka adalah dengan memanfaatkan alam terbuka, bukan pendidikan seperti kuliah. Bentuknya adalah dengan menggunakan macam-macam permainan seperti morse, tali temali, dan mencari jejak.
"Kita juga sudah mulai mengembangkan pelatihan kepada Pramuka yang memberikan manfaat untuk pekerjaan, misalnya pelatihan komputer," lanjut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ini.
Pramuka Indonesia adalah Pramuka yang besar. Sebab anggotanya mencapai jumlah 17 juta. Sekitar 1,5 juta di antaranya adalah orang dewasa yang bertindak sebagai pembina.
Nasib Pramuka mencuat setelah Komisi X DPR membuat Panja RUU Pramuka. Panja ini studi banding ke Jepang dan Korsel yang organisasi kepanduannya berhasil dan ke Afsel, yang kepanduannya tidak berkembang. Hasil studi banding ini digunakan untuk penyusunan RUU Pramuka.
(vit/nrl)