TigaΒ penerima Award selain Anies adalah Michael Auslin (Amerika), Maria RD Carlos (Filipina), dan Toru Yokota (Jepang). Menurut Direktur Ekeskutif IIPS Shinichi Kitaoka, dari 300-an nama yangΒ dinominasikan, panitia menyeleksi kandidat menjadi 11 finalis, enam dari luar Jepang dan lima dari Jepang.
Hasil kajian tim seleksi yang terdiri dariΒ para internasional dari Jepang, akhirnya memilih empat nama di atas. Sejak 2005, setiap tahun IIPS memberikan empat award. Penerima Nakasone
Award asal Indonesia sebelumnya adalah peneliti CSIS Rizal Sukma (2005) dan Dekan ISI Denpasar, Wayan Karya (2006).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika visi itu menjadi pandangan seluruh rakyat Indonesia, maka demokratisasi yang sekarang dijalankan, bisa mengarahkan kita untuk meraih seluruh janji-janji kemerdekaan," tambah Anies seperti rilis yang diterima detikcom, Rabu (30/6/2010).
Penghargaan ini adalah yang kedua bagi Rektor Paramadina itu. Pada April 2010 lalu majalah berbahasa Jepang 'Foresight' menempatkan Anies bersama PM Rusia Vladimir Putin, Presiden Venzuela Hugo Chavez, Rahul Gandhi dan 16 tokoh lainnya sebagai 20 orang yang harus 'diamati' karena diperkirakan akan sangat berperan membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang.
Acara penganugerahan Nakasone Award yang berlangsung di Hotel Ana Intercontinenal Tokyo itu dihadiri Dubes Indonesia untuk Jepang Prof. Jusuf Anwar, wartawan, guru besar berbagai universitas di Tokyo, diplomat dan pemerhati masalah-masalah global dari Tokyo dan sekitarnya.
"Pemberian award dilakukan sendiri oleh Yasuhiro Nakasone, mantan Perdana Menteri Jepang yang kini berusia 92 tahun," kata Direktur Marketing & Public Relations Universitas Paramadina, Syafiq Basri Assegaff.
Menurut Syafiq, para calon penerima Nakasone Award diseleksi dari kalangan intelektual muda (sekitar 40-an tahun) dari Jepang dan negara-negara di wilayah Asia-Pasifik. Mereka lazimnya adalah orang-orang visioner, pembawa perubahan dan memiliki daya dobrak demi tercapainya abad 21 yang lebih
cerah.
Yasuhiro Nakasone dikenal sebagai negarawan kawakan yang paling disegani di Jepang, dan mungkin di belahan dunia lainnya. Mantan Perdana Menteri Jepang (1982-1987) itu juga sukses melakukan privatisasi BUMN Jepang. Kisah suksesnya antara lain tercatat ketika ia merombak perusahaan kereta-api Jepang sehingga menjadi sangat efisien. (anw/lia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini