Menurut profesor dari Seol National University Lee Ho-Young, Suku Cia-cia sebenarnya bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia. Namun suku tersebut buta huruf sehingga tidak bisa menulis.
Saat datang ke pemukiman suku tersebut, Lee pun mengajarkan huruf Hangeul kepada anggota suku sejak 21 Juli 2009. Tujuannya, agar Suku Cia-cia dapat memelihara bahasa aslinya meski menulis dengan huruf Korea.
"Cia-Cia sekarang dapat memelihara bahasa asalnya (dengan menuliskannya mengunakan Hangeul)," kata Lee seperti dilansir The Straits Times, Jumat (7/8/2009).
Selain membantu, Lee rupanya memiliki tujuan lain. Sebagai ahli bahasa, Lee ingin huruf Hangeul dapat digunakan di luar Korea. "Saya harap ini akan menjadi batu loncatan untuk untuk menyebarkan Hangeul ke luar," kata Lee.
Untuk menunjang misi tersebut, Hunminjeongeum Research Institute, tempat Lee bernaung, berencana akan memulai melatih guru bahasa November. Penyebaran Hangeu sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu untuk membantu suku-suku minoritas di Asia yang tidak memiliki sistem penulisan.
Huruf Hangeul memiliki yang 24 karakter diperkenalkan oleh King Sejong pada tahun 1443 untuk menggantikan karakter huruf China di Korea.
(amd/ken)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini