Sutardji, Satu Hari Dua Penghargaan

Sutardji, Satu Hari Dua Penghargaan

- detikNews
Kamis, 14 Agu 2008 21:08 WIB
Jakarta - Siapa tak kenal Sutardji Calzoum Bachri. Dialah Presiden para Penyair Indonesia. Dan hari ini, Kamis (14/8/2008), konsistensi Sutardji di bidang sastra benar-benar diapresiasi. Dalam satu hari, Sutardji mendapat dua penghargaan sekaligus.

Pagi hari, Sutardji harus ke Istana Negara untuk mendapat penghargaan istimewa dari Presiden SBY. Pemerintah memberikan penghargaan Bintang Budaya Parama kepada Sutardji sebagai penghargaan atas kiprahnya dalam bidang kebudayaan selama ini.

Pemberian penghargaan dari pemerintah ini dalam rangka peringatan HUT ke-63 RI. Selain Sutardji, sejumlah tokoh lainnya juga mendapat penghargaan bintang tanda jasa dari pemerintah atas jasa-jasa mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malam harinya, Sutardji mendatangi hotel Nikko, Jakarta untuk menerima penghargaan Bakrie Award. Mengenai Bakrie Award, Sutardji menilai  semua orang punya hak untuk menyampaikan apresiasi terhadap karya seni. Sedangkan seniman tidak punya wewenang untuk menolak apresiasi apa pun dari siapa pun termasuk memilih siapa orang yang diperbolehkan memberikan apresiasi pada karya seninya.

"Apakah apresiasi dari presiden atau tukang becak, tetap itu apresiasi dan seniman tidak bisa main tolak," jelas dia yang menegaskan bahwa dirinya menerima penghargaan ini dengan senang hati.

Sutardji dilahirkan di Rengat, Indragiri Hulu pada tanggal 24 Juni 1941. Ia anak ke lima dari sepuluh orang bersaudara. Dia pernah kuliah di Unpad Bandung jurusan Administrasi Negara, namun tidak lulus. Sutardji juga mengikuti berbagai program pendidikan non-formal seperti: peserta Poetry Reading International di Rotterdam (tahun 1974) dan mengikuti International Writing Program di IOWA City Amerika Serikat (tahun 1975).

Sutardji mulai menulis di media cetak sejak berumur 25 tahun. Pada tahun 1971, sajaknya berjudul 'O' yang merupakan kumpulan puisinya yang pertama, muncul di majalah sastra Horison. Pada tahun berikutnya, di majalah yang sama, karyanya berjudul 'Amuk' kembali dimuat.

Dia bidang jurnalistik, Sutardji  pernah bekerja sebagai redaktur di majalah sastra Horison dan majalah Fokus. Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (tahun 1979).

Berikut antara lain karya-karya Sutardji:

-  O, diterbitkan oleh Yayasan Indonesia (tahun 1971).
- Kucing, diterbitkan oleh Sinar Harapan (tahun 1973)
- Amuk (tahun 1977)
- Kapak
- Amuk, Kapak, antologi, diterbitkan oleh Sinar Harapan (tahun 1981)
- Aku Datang Padamu.
- Perjalanan Kubur David Copperfield.
- Realites’90 Tanah Air Mata.

Selama ini, Sutardji juga telah memperoleh banyak penghargaan:

- Anugerah Seni, dari Pemerintah Republik Indonesia (tahun 1990)
- Anugerah Seni atas karyanya berjudul Amuk, dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) (tahun 1977)
- Anugerah Sastra Chairil Anwar (tahun 1998),
- Anugerah Sastra Asia Tenggara (South East Asia Writer Awards), dari Ratu Sirikit, Thailand (tahun 1979).
- Seniman Perdana, dari Dewan Kesenian Riau (tahun 2001).
- Sebagai Pelopor Penyair Angkatan '70.'

Selamat Saing Penyair! (asy/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads