Depok - Kematian Nabila (9 bulan) seminggu setelah mengikuti imunisasi polio cukup mengejutkan. Sebelum diimunisasi, Nabila sehat-sehat saja dan ceria. Selain Nabila, ada lima balita lain yang juga jatuh sakit. Kematian Nabila jelas merupakan pukulan dahsyat bagi orangtuanya. Ayah Nabila, Herman, telah melaporkan kasus ini kepada Mabes Polri pada Sabtu (11/6/2005) lalu. Pelaporan ini dilakukannya, agar tidak ada lagi kasus yang dialami Nabila selanjutnya. Saat ditemui
detikcom, Selasa (14/6/2005) di rumahnya di RT 01/21 Desa Sidamukti, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Herman masih berduka atas kematian anaknya yang mungil itu. Dia menyesalkan apa yang telah terjadi anaknya. Atas kematian Nabila, Herman meminta pemerintah untuk lebih tanggap dan memperhatikan program-programnya yang gratis. "Pemerintah harus memperhatikan efek samping dari program itu, kita semua seharusnya diberi penyuluhan," kata Herman. Herman yang juga Ketua RT 01 ini menyatakan, selain Nabila, di RT-nya ada lima balita yang juga jatuh sakit setelah mengikuti imunisasi tersebut. Rata-rata mereka berumur sekitar 2 tahun. Saat jatuh sakit, mereka pun dilarikan ke Puskesma Sukamaju. "Dan pengecekan dari dinas kesehatan, tiga orang sudah sembuh. Tapi, dua orang lainnya masih tampak lemas, tidak ada nafsu makan," ungkap dia. Herman menduga para balita, termasuk anaknya itu, bernasib seperti itu, karena efek dari imunisasi polio. "Anak saya sebelumnya tidak ada sakit apa-apa. Sehat-sehat saja," kata dia. Herman menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa anaknya itu. Pada 31 Mei, Nabila diikutkan program vaksinasi polio yang diselenggarakan di RW 21. Namun, empat jam setelah pemberian vaksin, kondisi kesehatan Nabila menurun drastis. Badannya panas, selalu berkeringat, mencret-mencret dan kerap menangis.Herman pun membawa anaknya itu ke Puskesmas Sukmajaya. Tapi, petugas Puskesmas tidak bisa menangani. Herman pun kemudian diminta membawa anaknya itu RS. Tanggal 4 Juni, Herman pun membawa Nabila ke RSUD Cibinong, Bogor. Tiga hari menginap di RSUD Cibinong, kondisi Nabila tidak mengalami perubahan. Nabila selalu muntah dan kejang-kejang. Sampai akhirnya pada Senin, 6 juni 2005 pukul 15.00 WIB, Nabila meninggal dunia.Herman mempertanyakan pemerintah yang tidak memberikan tindakan lebih lanjut terhadap kasus yang menimpa anaknya itu. "Saya harus melapor ke mana? Kalau sakit harus dirawat di mana? Yang paling penting siapa yang akan menanggung biaya perawatan itu," kilah Herman tampak memelas.Pada dasarnya, Herman tidak menuntut pemerintah secara materi. Dirinya hanya menuntut tanggung jawab pemerintah. "Saya ini orang kecil, tidak terlalu mengerti hukum. Saya hanya ingin mengingatkan pemerintah, kalau hal ini terjadi lagi maka harus segera diantisipasi," harap Herman.Herman juga menyatakan, Nabila bukan menjadi korban satu-satunya. Menurut dia, di RSUD Cibinong, juga ada anak balita yang mengalami hal yang sama. Namanya, Ariansyah (2,5). "Sampai sekarang masih koma," aku Herman. Benarkah kematian Nabila dan sakitnya lima balita tersebut karena efek imunisasi polio? Perlu penelitian lebih lanjut. Tapi, jika benar, pemerintah perlu segera merespons kasus ini.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini