Militer AS Temukan Kasus Pelecehan Al Quran di Guantanamo
Sabtu, 04 Jun 2005 20:40 WIB
Jakarta - Militer Amerika Serikat akhirnya mengakui adanya kasus pelecehan Al-Quran di penjara Teluk Guantanamo. Pentagon, dalam laporan terbarunya, mengkonfirmasi seorang tentara secara sengaja menendang Al-Qur'an dan seorang petugas interogasi menginjak Al Quran. Menurut laporan kantor berita The Associated Press, Sabtu (4/6/2005), petugas interogasi yang menginjak kitab suci Agama Islam itu kini telah dipecat karena "perilaku yang tidak dapat diterima."Di dalam laporan yang dikeluarkan Jum'at (3/6/2005) sore hari setempat, disebutkan air seni seorang tentara masuk melalui saluran udara dan mengenai seorang tahanan dan kitab sucinya. Insiden lain, balon air dilemparkan sejumlah tentara sehingga menyebabkan beberapa Al-Qur'an menjadi basah, dan sebuah kata hinaan dalam bahasa Inggris ditulis pada bagian dalam sampul Al Quran.Temuan-temuan ini merupakan hasil penyelidikan yang dimulai bulan lalu dan dipimpin oleh Brigjen Jay Hood, komandan penjara Teluk Guantanamo. Penyelidikan ini dipicu oleh pemberitaan Newsweek beberapa waktu lalu yang menyebutkan seorang tentara AS menyiram satu buah Al-Qur'an ke dalam toilet.Pemberitaan oleh Newsweek ini memancing terjadinya protes dan aksi demonstrasi di berbagai negara muslim termasuk Indonesia, yang meminta agar Presiden AS George W Bush meminta maaf atas kejadian tersebut.Lawrence Di Rita, juru bicara kementerian pertahanan AS, tidak secara spesifik menanggapi temuan-temuan ini. Namun ia menyatakan pemerintah AS kini menghimbau agar perlakuan terhadap Al-Qur'an dilakukan secara "serius, dengan hormat dan pada tempatnya."Ada sekitar 540 orang tahanan di Teluk Guantanamo. Sebagian besar ditangkap saat kamapanye militer AS si Afghanistan pada tahun 2001-2002 dan dikirim ke Guantanamo dengan harapan dapat menjadi sumber informasi untuk melacak jaringan teroris Al Qaeda.
(gtp/)