Serangan udara pada Kamis (3/11) itu memicu aksi-aksi protes di Kunduz, dengan pejabat-pejabat lokal mengatakan banyak anak-anak yang menjadi korban tewas dalam serangan AS tersebut.
Militer AS telah mengakui bahwa serangan udaranya "sangat mungkin" mengakibatkan jatuhnya korban sipil. AS pun menjanjikan penyelidikan penuh atas insiden tersebut. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyebut insiden itu "peristiwa mengerikan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan udara itu dilancarkan AS setelah serangan militan Taliban yang menewaskan dua tentara AS dan tiga tentara pasukan khusus Afghanistan di wilayah Boz-e-Kandahari.
"Hilangnya nyawa warga sipil adalah tak bisa diterima dan mengganggu upaya-upaya menuju pembentukan stabilitas dan perdamaian di Afghanistan," tegas Tadamichi Yamamoto, utusan khusus PBB untuk Afghanistan.
Tahun lalu, serangan udara AS mengantam sebuah rumah sakit yang dikelola organisasi medis Medecins Sans Frontieres pada 3 Oktober lalu. Sebanyak 42 orang tewas dalam serangan yang menuai kemarahan internasional itu. (ita/ita)