Dikutip dari saudigazette.com, Jumat (16/9/2016), keduanya terpisah saat Israel menyerang di Jalur Gaza. Hamasho merupakan salah satu di antara 1.000 keluarga martir Palestina yang diundang berhaji tahun ini oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Hamasho mengatakan jika bukan karena Raja Salman, dia tidak akan pernah bertemu ibunya. "Program mulia Raja telah membantu mematahkan blokade Israel di Gaza," kata Hamasho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebahagiaan saya terlalu besar untuk diekspresikan. Saya tidak percaya dengan mata saya, bahwa wanita yang ada di depan saya adalah ibu saya tercinta,"ungkapnya.
Hamasho mengaku dia sempat tidak punya harapan untuk melihat ibunya lagi karena blokade Israel.
"Saya tidak punya bayangan, bahwa saya akan melihat ibu saya di tempat tersuci di bumi," tambah Hamasho.
Hamasho mengatakan, dirinya sudah menelepon sang ibu saat di Jeddah. Dia mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman yang telah mempertemukan dirinya dengan sang ibunda.
"Ketika saya menelepon dia dari Jeddah, saya merasa begitu dekat dengannya. Aku bisa mendengar napas dan merasakan kehangatan,"katanya.
Hal pertama yang dia lakukan ketika bertemu ibunya adalah mencium kepala dan tangannya. Dia juga memberinya pelukan erat untuk membayar rasa rindunya.
"Saya tidak pernah menerima sambutan hangat sebelumnya," pungkasnya.
(ega/yds)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini