Tokyo menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi senilai 1 miliar yen kepada warga Korsel, yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil militer Jepang semasa Perang Dunia II. Kesepakatan yang diumumkan pada Senin (28/12) tersebut dipuji Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebagai era baru bagi hubungan kedua negara, yang sempat tegang dikarenakan masalah ini.
Atas hal itu, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menyerukan Jepang untuk mengambil langkah yang sama terkait kaum wanita Taiwan yang dipaksa menjadi "wanita penghibur" tentara Jepang. Jepang menguasai Taiwan sejak tahun 1895 hingga 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harap pemerintah Jepang bisa melakukan lebih baik dan lebih memperhatikan kesejahteraan dan kehormatan para wanita penghibur. Sikap kami tidak berubah," tandas Ma.
Menteri Luar Negeri Taiwan David Lin menyatakan, pemerintahnya telah meminta negosiasi lebih lanjut dengan Tokyo mengenai masalah ini.
"Kami mengharapkan kemajuan konkret untuk masalah ini di masa mendatang... Jepang memahami tuntutan kami dan bersedia mempertimbangkan," tutur Lin.
(ita/ita)