Kekacauan terjadi di Burkina Faso ketika pasukan elit Resimen Keamanan Kepresidenan (RSP) -- pilar utama rezim mantan Presiden Blaise Compaore -- menahan Kafando, Perdana Menteri Yacouba Isaac Zida dan dua menteri pada Rabu, 16 September waktu setempat.
Pasukan pengawal kepresidenan tersebut telah berulang kali mencampuri urusan politik sejak Compaore digulingkan dalam aksi demo besar-besaran pada Oktober 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transisi telah semakin menjauhkan diri dari tujuan-tujuan untuk membentuk kembali demokrasi kita," cetus pejabat tersebut seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (17/9/2015).
Dikatakannya, revisi aturan pemilihan yang melarang para pendukung Compaore untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada 11 Oktober telah mencipatakan "perpecahan dan frustrasi di kalangan rakyat."
Sebelumnya dilaporkan, ratusan orang telah berunjuk rasa di jalan-jalan di Ouagadougou, ibukota Burkina Faso pada Rabu (16/9) untuk memprotes penahanan Kafando dan PM Zida. Kemudian pada hari ini, para tentara melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan lebih dari 100 orang yang berkumpul di Independence Square untuk memprotes RSP.
(ita/ita)