Tak ada koper besar atau tumpukan pakaian yang dibawa para pengungsi itu saat meninggalkan kampung halamannya. Mereka hanya membawa baju yang terpasang di tubuh dan beberapa perlengkapan untuk 'bertahan hidup'.
Dikutip dari Buzzfeed news, Minggu (6/9/2015) foto-foto para pengungsi itu bisa dilihat di laman International Rescue Committee, sebuah lembaga nonprofit yang menangani para pengungsi. Mereka mewawancarai dan melihat apa saja isi tas para pengungsi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kisah lain datang dari Aboessa. Bersama suami dan bayinya mereka mengungsi dari Damaskus dan berusaha menjangkau Eropa. Isi tas mereka hanya membawa obat-obatan, pasta gigi, krim pelindung matahari, charger ponsel dan dokumen pribadi. Untuk bayi, mereka hanya membawa topi, kaos kaki, dan alas untuk mengganti popok. Sebuah makanan kaleng bayi juga tersimpan di tas.
![]() |
Seorang pekerja farmasi dari Suriah tak membawa banyak barang dalam upaya pencarian kehidupan baru di Eropa. Dia hanya membawa ponsel, charger, uang dan sebuah flash disk berisi foto-foto keluarganya. Semua dibungkus di dalam plastik agar tidak rusak bila terendam air.
Total ada 4 juta pengungsi Suriah yang meninggalkan negaranya sejak tahun 2011. Mereka hanya membawa apa saja yang ada di tubuh dan penunjang kehidupan seadanya. Mereka kini mulai berusaha menjangkau Eropa dengan harapan baru. Namun tak semua negara mau menerima. Sebagian ada yang masih tertahan di Hungaria.
Perhatian terhadap mereka kembali menggema setelah beredar foto bocah bernama Aylan yang tewas di pantai Bodrum Turki. Keluarganya terpaksa mengungsi beberapa kali di dalam wilayah Suriah, sebelum kembali ke Kobane pada Juni lalu, dengan harapan bisa tinggal di sana. Namun kemudian militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menguasai Kobane dan menyandera warga setempat. Keluarga ini lantas memutuskan untuk mencapai wilayah Eropa melalui Turki.
Setelah menabung selama sebulan dan meminjam uang dari kerabat, keluarga ini menumpang kapal kecil bersama puluhan pengungsi lainnya menuju Pulau Kos, Yunani. Namun di tengah perjalanan, kapal mereka terbalik dan tenggelam. Abdullah menuturkan, anak-anaknya terlepas dari genggaman tangannya. (mad/nrl)