ISIS merebut kota Palmyra dari tentara Suriah pada Mei lalu. Namun tidak diketahui secara pasti apakah militan radikal ini menghancurkan bangunan bersejarah di kota tersebut, meskipun mereka dikenal kerap merusak artefak karena dianggap berhala.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (19/8/2015), arkeolog yang dipenggal ISIS diidentifikasi sebagai Khaled Asaad yang berusia 82 tahun. Asaad diketahui telah mengepalai Departemen Barang Antik di Palmyra selama 50 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membayangkan seorang cendekiawan yang memberikan pengabdian yang tak terbatas pada situs bersejarah dan sejarah itu sendiri, telah dipenggal ... dan jasadnya masih tergantung di salah satu tiang kuno di pusat alun-alun Palmyra," tutur Abdulkarim.
"Keberadaan kriminal di kota ini adalah kutukan dan pertanda buruk (bagi Palmyra) dan setiap tiang serta setiap puing arkeologi di dalamnya," imbuhnya.
Asaad dikenal atas beberapa karya ilmiahnya yang dipublikasikan pada sejumlah jurnal arkeologi internasional. Selama beberapa dekade terakhir, Asaad bekerja sama dengan misi arkeologi Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan Swiss dalam meneliti puing Palmyra yang berusia 2 ribu tahun. (nvc/ita)