"Bukankah (korupsi) itu jauh lebih dahsyat dari abu Kelud dan Sinabung yang sudah dahsyat juga? Untuk apa Presiden kunjungi korban Sinabung dan Kelud jika letusan dan abu-abu korupsi di atas telah mematikan jutaan rakyat dengan pelan-pelan, malah tidak mau peka?" kata komisioner KPK Busyro Muqqodas dalam pesan singkat yang diterima wartawan, Sabtu (22/2/2014).
Busyro geram atas betapa dahsyatnya perilaku korup di Indonesia. Hampir tak ada kementerian dan sektor-sektor krusial yang tak tersentuh tidak pidana yang termasuk extraordinary crime ini.
"Tidakkah Presiden sudah faham sudah terjadi letusan korupsi di Kemenag, Kementan, SKK Migas, Kemenpora, puluhan anggota DPR pusat daerah, Pemprov, Pemda, Korlantas, sektor pajak dan elit parpol-parpol," ujarnya.
Sindiran Busyro bukan tanpa alasan. Apalagi di tengah upaya DPR dan pemerintah untuk membahas RUU KUHP dan KUHAP yang disebut-sebut dapat melemahkan KPK.
"Jika tetep diteruskan di saat anggota DPR tidak mungkin serius dan fokus, itu pemerintah dan DPR menabuh genderang penipuan rakyat. Saya yakin jumlah golput akan meledak," pungkasnya.
(rna/asp)