Kiwul (45), tukang parkir yang biasa mangkal di lokasi itu, menyatakan tawuran bermula pada pukul 14.30 WIB, Kamis (19/7/2012). Saat itu sekitar 50 orang daeri etnis tertentu datang dengan menggunakan mobil dan motor ke tanah sengketa yang terletak tak jauh dari pasar.
"Mereka kemudian membentangkan spanduk yang mempermasalahkan soal tanah itu. Padahal soal tanah ini sudah selesai," kata Kiwul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga kemudian membalas pelemparan ini sehingga terjadi perang batu di Pasar Gembrong. Akibat perang batu ini lalu lintas macet panjang. Pengguna jalan tidak berani melewati jalan itu dan memilih menghentikan kendaraannya.
"Mereka terdesak warga kemudian melarikan diri," katanya.
Saat ini lalu lintas di Pasar Gembrong sudah lancar kembali. Beberapa orang petugas masih berada di lokasi itu untuk mencegah adanya bentrokan lanjutan.
(nal/nrl)











































