Para petani tersebut berangkat dari depan Pendopo Kabupaten Boyolali, Senin (2/7/2012) siang. Mereka memang berkumpul di tempat tersebut karena sebelumnya terlebih dulu berpamitan kepada Bupati dan akil Bupati Boyolali sebelum berangkat ke Jakarta. Mereka berasal dari empat kecamatan penghasil utama tanaman tembakau di Boyolali yaitu Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk dan Ampel.
Selanjutnya mereka berangkat ke Jakarta menggunakan 25 bus yang telah disediakan, dengan dilepas oleh Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto. Di Jakarta mereka akan bergabung dengan ribuan petani tembakau lainnya dari seluruh Indonesia yang akan menentang pengesahan RPP tentang Tembakau yang dianggap sangat merugikan kehidupan para petani tembakau yang secara turun-temurun mengandalkan nafkah keluarganya dari bertanan tembakau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, lanjut Teguh, selama ini kontribusi cukai dari produk tembakau menyokong APBN sebesar Rp 74 triliun, jauh diatas sektor migas yang hanya mencapai Rp 12 triliun.
Para petani juga membentangkan sejumlah spanduk penolakan pengesahan RPP Tembakau. Bahkan salah satu orator, Sudarto, menegaskan seluruh petani tembakau di Boyolali beserta keluarganya akan memilih menjadi golput dan bertekad tidak akan membayar pajak jika RPP tersebut tetap disahkan dengan merugikan pihak petani. Pernyataan itu disambut sorak-sorai para petani lainnya tanda setuju dengan ancaman itu.
Selama di Jakarta mereka akan mengawal sidang pembahasan RPP Tembakau di DPR-RI. Selain itu mereka juga akan melakukan aksi di kantor Kementerian Kesehatan, Kantor Menko Kesra, dan aksi di Istana Presiden. "Dari Boyolali ini sebagian massa petani akan pulang setelah menggelar aksi di beberapa tempat itu. Namun akan ada 4 bus yang tetap di Jakarta untuk mengawal seluruh rangkaian sidang hingga selesai," imbuh Teguh.
(mbr/mpr)











































