"Sehingga semua unsur negara, baik pemerintah mendapat dukungan rakyat. Public trust bukan sekedar lip service, dalam rangka public trust yang harus dilaksanakan kepolisian, dan bagaimana public trust kepolisian sangat minim," ujar Tito di Gedung Bhayangkari, Jl Sanjaya, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Hal ini disampaikan Tito saat acara 'An Evening With Kapolri' dengan tema acara 'The New Indonesian Police: Promoter' yang diselenggarakan oleh Jakarta CMO Club. Tito mengatakan saat ini posisi Polri masih tidak dipercaya publik bersama Kejaksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito juga mengatakan, saat ini masih sulit mencari polisi yang idealis dan memiliki sifat reformis. Orang reformis menurut Tito adalah sosok yang mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
"Bagaimana mencari idealis, orang reformis itu bagaimana menomorsatukan memperbaiki organisasi, dicintai atasan, dicintai kolega, dan dicintai bawahan. Tidak gampang mencari sosok seperti itu," sambung Tito.
Dalam program promoter yang dicanangkan, juga diperlukan sosok polisi yang dapat blusukan menyapa dan mengayomi masyarakat. Menurutnya, sosok polisi yang bersifat reformis diharapkan mengisi posisi penting seperti Kapolda.
"Kemudian dia mau blusukan, ini tidak gampang. Orang reformis diharapkan dapat mengisi posisi penting seperti Kapolda atau berhubungan langsung dengan rakyat," imbuhnya.
(dkp/fdn)