Nur tampak mengumpulkan kardus dan botol plastik di depan pintu Al-Fattah Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016) pagi. Dia mengenakan baju warna krem dengan celana sebetis.
Foto: Kardus-kardus yang berisi sarapan pagi massa pendemo (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom) |
Kardus yang dipunguti oleh Nur merupakan kardus bekas yang membawa logistik sarapan pagi untuk massa pendemo. Nur yang mengenakan sandal jepit itu tidak serta merta mengambil kardus itu. Dia pamit dulu ke orang yang ada di dekat kardus apakah kardus boleh diambil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Nur memunguti kardus bekas tersebut (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom) |
Menurut Nur, memunguti kardus bekas seperti ini merupakan pekerjaannya sehari-hari. Bagi Nur, aksi demonstrasi akan membawa rezeki tersendiri bagi dia.
"Kalau ada kayak gini (demo) mah rejeki, karena banyak sampahnya," ujar Nur saat ditemui detikcom.
Cukup banyak kardus bekas yang didapat Nur. Dia mengikat kardus itu menjadi satu untuk nantinya dijual.
"Harganya Rp 1500 per Kg," tutur Nur sembari berkeliling di area itu untuk mengumpulkan kardus bekas.
(idh/dha)












































Foto: Kardus-kardus yang berisi sarapan pagi massa pendemo (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom)
Foto: Nur memunguti kardus bekas tersebut (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom)