Menhub Dapat Laporan Dugaan Monopoli Jasa Angkutan Barang di Waingapu NTT

Menhub Dapat Laporan Dugaan Monopoli Jasa Angkutan Barang di Waingapu NTT

Jabbar Ramdhani - detikNews
Minggu, 30 Okt 2016 10:41 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, NTT, Minggu (30/10/2016). Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom
Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendapatkan laporan soal dugaan monopoli jasa angkutan barang di Pelabuhan Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Laporan ini diterima Menhub dari Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora.

Kepada Menhub, Gidion melaporkan masih tingginya harga barang di Sumba Timur meskipun sudah tersedia tol laut. Diduga ada yang memonopoli penggunaan jasa angkutan barang lewat tol laut.

"Indikasi awal (ada monopoli), (sehingga) harga barang tidak turun. Kalau gitu, tol laut belum bisa beri arti bagi barang di sini," kata Budi Karya saat meninjau Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, NTT, Minggu (30/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Budi belum dapat menyimpulkan letak kesalahan pada jasa angkutan barang tersebut. Ia melihat ada 2 kemungkinan yang membuat harga barang tidak turun.

"(Kemungkinan) alternatifnya ada 2. Pertama, dibawa ke sini lalu diborong satu orang. Nah, satu orang itu dia pegang barang itu agar harga tetap. Alternatif kedua, dari Jakarta atau Surabaya sudah kerja sama. Yang rugi kita kan. Kita keluarin duit (untuk operasional tol laut) tapi harga tidak turun," ujar Budi.

"Ini saya belum memastikan apa yang terjadi. Kita akan klarifikasi di sini, apa ada monopoli di sini atau ada kongkalikong di Surabaya dan Jakarta," imbuhnya.

Menurut Budi, tol laut baru akan dapat berfungsi dengan baik bila persoalan tersebut dapat diatasi. Dia sudah meminta Pelindo dan pihak lainnya untuk menyelesaikannya.

 Menhub Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, NTT, Minggu (30/10/2016).Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur, NTT, Minggu (30/10/2016).


Pasalnya, berdasarkan informasi dari masyarakat, jasa angkutan barang dengan tol laut lebih sering figunakan oleh pengusaha. Para pengusaha banyak membawa barang di luar kebutuhan masyarakat berupa sembilan bahan pokok (sembako). Malah, sembako itu tergantikan dengan barang seperti semen, aspal atau barang elektronik.

Menurut Budi, praktik tersebut bisa jadi karena ada praktik pungutan liar. Ia mengimbau kepada oknum tersebut, sebab sudah ada Tim Saber Pungli yang beroperasi secara diam-diam.

"Kita sudah tugaskan tim-tim tertutup. Jadi kalau ada yang ketangkep jangan menyesal. Kita sudah minta tim, sekarang jangan pungli lagi. Pungli ini penyakit masyarakat. Kita sudah kerja sama juga dengan pihak kepolisian. Masyarakat juga dapat melaporkan langsung dengan menghubingi 151. Sampaikan identitas yang benar. Dia orang mana. Insya Allah akah kita tindak lanjuti," katanya.

Di luar hal tersebut, Budi mengapresiasi operasional di Pelabuhan Waingapu. Menurutnya fungsi pelabuhan sudah berjalan dengan baik.

"Saya tadi sudah bicara dengan Pak Bupati, KSOP dan dirjen. Kita memastikan fungsi-fungsi pelabuhan berjalan baik. Orang naik kapal dengan confidence, barang tepat waktu dan harganya bagus," tuturnya.

Dalam peninjauan kali ini, turut ikut dengan rombongan ialah Dirjen Perhubungan Laut Tonny Budiono, Direktur Kepelabuhanan Mauritz Sibarani, Dirut Pelindo III Orias Petrus Moedak, Ketua DPRD Sumba Timur Palulu P Ndima dan Dandim Sunda Timur Letkol Inf Elvin Tiomada Saragih.

(jbr/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads