Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat Tato Juliadin Hidayawan mengatakan 95 persen pelanggan PSK Maroko adalah orang asing. WNI, kata Tato, tidak bisa menembus.
"Kalau orang kita nggak akan bisa tembus. Anggota kita sempat mau booking, orang kita kan perawakannya biasa, enggak mau mereka, menghindar," kata Tato dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (22/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah setelah kita dibantu kawan kita yang orang asing dan orang berdarah arab, mereka bisa menerima bookingan kita. Jadi memang pangsa pasarnya mereka-mereka juga," ujarnya.
Tato menuturkan, penyamaran dengan berpura-pura jadi pelanggan ini dilakukan untuk membuktikan adanya praktik prostitusi. Hal itu berarti para PSK Maroko menyalahgunakan visa.
"Semua pakai bebas visa kunjungan," tuturnya.
17 WNA perempuan Maroko itu diamankan di sebuah tempat hiburan malam, Jumat (21/10) dini hari kemarin. Berdasarkan hasil pemeriksaan, 6 dari 17 perempuan itu tidak ditemukan indikasi sebagai PSK.
"Yang 6 tidak terbukti, kita sudah cek paspornya, dilihat di situ dia bolak-balik ke Jakarta ngapain saja kan kelihatan," ujarnya. (idh/tor)











































